Sabtu, 12 Januari 2019

“Bencilah kesalahannya tapi jangan benci orangnya”? Ustadz Fauzi Lubis, S.Pd.I,.M.Pd

“Bencilah kesalahannya tapi jangan benci orangnya” Ustadz Fauzi Lubis, S.Pd.I,.M.Pd


“Bencilah kesalahannya tapi jangan benci orangnya” Ustadz Fauzi Lubis, S.Pd.I,.M.Pd
Sebuah keniscayaan bahwa kita adalah manusia biasa, tempatnya salah, khilaf, dan lupa. Dalam interaksi kita, sebagai apapun, baik sebagai saudara, teman, sahabat, anak kepada orang tua, atau sebagai atasan/bawahan dalam dunia kerja akan selalu menghajatkan kesalahan atau kekurangan. Selain itu, kita juga tidak bisa lepas dari ketergantungan terhadap manusia atau makhluk lainnya, karena itu kita disebut makhluk sosial. Kita akan terhubung dan tersambung dengan makhluk lainnya. Dan dalam Islam atau kita sebagai muslim, hubungan tersebut kita sebut ukhuwah atau persaudaraan. Dalam persaudaraan antar sesama muslim akan ada rasa khilaf, benci, dan cinta pada saudaranya. Maka pertanyaannya adalah bagaimana sikap kita pada saudara, teman, atau sahabat anda? Sudahkah kita menjadi saudara, teman, atau sahabat terbaik untuk mereka? Mari kita lihat…..
Kadang saudara kita melakukan salah, luput, kezaliman kepada kita, dan sudahkah kita memberlakukan kaidah, “Bencilah kesalahannya tapi jangan benci orangnya”? Subhanallah, kadang kita dengan kesalahan yang orang lakukan kepada kita, bukan hanya kesalahannya yang kita benci namun sang pelaku juga kita benci, padahal dengan kebencian kita kepada sang pelaku justru tidak akan membantu kepada sang pelaku untuk bertaubat dan berubah menjadi lebih baik, karena sang pelaku akan merasa sendiri, sebagai makhluk penuh kesalahan yang tidak termaafkan karena kebencian kita.
Alhamdulillah, jika kaidah di atas sudah bisa kita lakukan kepada saudara kita, selanjutnya tentu kaidah “Memaafkan”. Memaafkan tentu tidak mudah, apalagi jika kita benar-benar merasa tersakiti dan terzalimi olehnya, karena itu Allah menempatkan sikap bersabar dan memaafkan sebagai sikap yang diutamakan daripada mengambil pembalasan serupa atas kejahatan orang kepada kita, meskipun pembalasan diperbolehkan (QS 42 : 39-43). Tentu, kita berharap dan berdoa agar ketika ada takdir kesalahan dari saudara, teman, dan sahabat kita maka ada takdir memaafkan yang mengiringi takdir kesalahan mereka, Insya Allah…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar