Sabtu, 12 Januari 2019

Wahai Suami Lemah Lembutlah Kepada Istrimu Karena Engkau Pelindung Dan Pemimpin Bagi Istrimu. USTADZ FAUZI LUBIS, S.Pd.I,.M.Pd

Wahai Suami Lemah Lembutlah Kepada Istrimu Karena Engkau Pelindung Dan Pemimpin Bagi Istrimu. USTADZ FAUZI LUBIS, S.Pd.I,.M.Pd


Wahai Suami Lemah Lembutlah Kepada Istrimu Karena Engkau Pelindung Dan Pemimpin Bagi Istrimu. USTADZ FAUZI LUBIS, S.Pd.I,.M.Pd

berikan mahar kepada istri.
“Berikanlah mahar kepada wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.” (An-Nisa`:4)
Engkau Menjadi pelindung dan pemimpin bagi istri
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya.” (Q.S. An-Nisa:34)
Berlemah-lembut dalam memperlakukan, mendidik dan memimpin istri
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah dia mengganggu tetangganya, dan perlakukanlah wanita dengan baik. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan sesungguhnya bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau bermaksud meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya dan jika engkau membiarkannya, maka ia akan tetap bengkok. Oleh karena itu, perlakukanlah wanita dengan baik.” (HR. Al-Bukhari Muslim)
Berikanlah  nafkah kepada istri
“Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan memboikotnya (mendiamkannya) kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu Dawud)
“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seseorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
jangan menyebarkan aib istri

“Manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah laki-laki yang ‘mendatangi’ istrinya, dan wanita itu pun ‘mendatangi’ suaminya, kemudian ia menyebarkan rahasia istrinya.” (HR. Muslim)
Berbuat baik (ma’ruf) dan sabar terhadap istri
“Kaum mukmin yang paling sempurna keimanannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baiknya kalian ialah yang terbaik kepada istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi)
“Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dari istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Ayyub a.s atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barang siapa – diantara para istri – bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiyah, istri fir’aun.” (HR. Nasa`i dan Ibnu Majah)
Bantulah  istri untuk taat kepada Allah SWT, menjaganya dari api neraka, dan memberikan pengajaran agama
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Penguasa yang memimpin atas manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang mereka dan seorang pria adalah pemimpin atas keluarganya, dan ia akan ditanya tentang mereka.” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Abu-Dawud, Ahmad)
Engkau berhak cemburu dan menjaganya
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan putri-putrimu serta wanita-wanita kaum mukminin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka di atas tubuh mereka. Yang demikian itu lebih pantas bagi mereka untuk dikenali (sebagai wanita merdeka dan wanita baik-baik) hingga mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Penyayang”. (Al-Ahzab: 59)
Dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda, “Ingatlah, orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya. Orang yang paling baik budi pekertinya adalah yang paling baik perlakuannya terhadap istrinya.” (HR At Tirmidzi)
“Janganlah seorang mukmin memarahi istrinya ataupun seorang wanita beriman. Jika tidak suka terhadap salah satu sifatnya, maka pasti ada sifat lainnya yang menyenangkan. Dunia ini adalah suatu kesenangan yang sementara, dan sebaik-baik kesenangan di dunia adalah wanita yang shalehah.” (HR Muslim)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar