Senin, 14 Januari 2019

PUISI UNTUK ANAKKU, USTADZ FAUZI LUBIS, S.Pd.I,.M.Pd

PUISI UNTUK ANAKKU, USTADZ FAUZI LUBIS, S.Pd.I,.M.Pd


Anakku …….. engkaulah buah hatiku.
Kasih sayangku padamu tak terkikis
oleh erosi zaman.
Kuselalu memandang wajahmu yang
damai ….
Ketika engkau sedang tidur.
Aku tersenyum melihat senyummu,
engkau pasti bermimpi indah.
Anakku ……..
Aku selalu merasa bahagia
mendengar ceria candamu,
Aku sering merasa cemas mendengar
langkahmu berlari,
Aku takut engkau terjatuh,
Jantungku berdegup mendengar isak
tangismu.
Aku tak ingin kau bersedih, aku tak
ingin engkau dilanda nestapa.
Anakku ……..
Kini engkau telah dewasa, dan aku
mulai tua dan pikun.
Tak banyak yang aku pinta.
Tetaplah sabar dan cobalah
mengerti tentang diriku.
Kalau aku berlepotan ketika makan
…. bersabarlah,
kenang saja ketika aku selalu
mengajarimu tentang kebersihan.
Jika aku mengatakan hal yang sama
ribuan kali kepadamu ….
bersabarlah,
kenang saja ketika aku membacakan
cerita yang sama ribuan kali sampai
engkau tertidur.
Kalau aku tidak mau mandi, jangan
salahkan atau marahi diriku,
kenang saja ketika aku membujukmu
dengan seribu alasan agar engkau
mau pergi mandi.
Kalau bicaraku melantur, janganlah
gugup …. yang terpenting bukanlah
omonganku, tapi aku tetap
bersamamu, yang mendengarkan
kata-kataku.
Bila kakiku sudah berat untuk
melangkah, jangan paksa aku
berjalan,
ulurkan saja kedua tanganmu,
seperti aku lakukan ketika
membimbingmu pada langkah
pertamamu.
Suatu hari nanti kau akan tahu, di
samping kesalahan-kesalahanku …..
aku ingin melakukan yang terbaik
untukmu … untuk jalan hidupmu.
Kau tak harus merasa sedih, marah
atau tak berdaya melihat aku di
sampingmu.
Cobalah untuk mengerti dan
bantulah diriku,
seperti yang aku lakukan padamu
ketika engkau memulai hidup ini.
Bila di suatu masa nanti aku berkata
aku tak ingin hidup lebih lama lagi,
janganlah bersedih, cobalah faham

Tidak ada komentar:

Posting Komentar